![ASESMEN NASIONAL ASESMEN NASIONAL](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiLezWsbFKaP3GRz9vga8c62AMcnW39t0Q2L2ahQda1wVtV9a8tVt8ySscAl5QAF0kNCo8L2Yd4C9mL5Qjo4mNB-b-mgnGXeWdBWBhcxpwix1vkQWp70W0IteslxJgBbyXy29TNeTwa5sRUf6EW531Osto3MZAG684Wzgo4Zv4LuMiAo6RYdwhyndAEug/w600/3032155170.png)
Peningkatan sistem evaluasi pendidikan adalah bagian dari kebijakan
Merdeka Belajar yang juga didukung penuh oleh Presiden Joko Widodo. Tujuan
utamanya adalah mendorong perbaikan mutu pembelajaran dan hasil belajar peserta
didik. Untuk itu, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud)
mengundang para pemangku kepentingan untuk memberikan masukan terhadap rencana
penerapan Asesmen Nasional pada 2021. Asesmen Nasional tidak hanya dirancang
sebagai pengganti Ujian Nasional dan Ujian Sekolah Berstandar Nasional, tetapi
juga sebagai penanda perubahan paradigma tentang evaluasi pendidikan.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Nadiem Anwar Makarim
mengatakan perubahan mendasar pada Asesmen Nasional adalah tidak lagi
mengevaluasi capaian peserta didik secara individu, akan tetapi mengevaluasi
dan memetakan sistem pendidikan berupa input, proses, dan hasil.
“Potret layanan dan kinerja setiap sekolah dari hasil Asesmen Nasional
ini kemudian menjadi cermin untuk kita bersama-sama melakukan refleksi
mempercepat perbaikan mutu pendidikan Indonesia,” ucap Mendikbud saat Webinar
Koordinasi Asesmen Nasional di Jakarta yang dihadiri oleh jajaran Dinas
Pendidikan dari seluruh Indonesia, dan perwakilan Kementerian Agama, Lembaga
Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP), serta Balai Pengembangan Pendidikan Anak
Usia Dini (BP PAUD) pada Selasa (06/10/2020).
Asesmen Nasional 2022 adalah pemetaan mutu pendidikan pada seluruh
sekolah, madrasah, dan program keseteraan jenjang sekolah dasar dan menengah. Asesmen
Nasional terdiri dari tiga bagian, yaitu Asesmen Kompetensi Minimum (AKM),
Survei Karakter, dan Survei Lingkungan Belajar.
Mendikbud melanjutkan, AKM dirancang untuk mengukur capaian peserta
didik dari hasil belajar kognitif yaitu literasi dan numerasi. Kedua aspek
kompetensi minimum ini, menjadi syarat bagi peserta didik untuk berkontribusi
di dalam masyarakat, terlepas dari bidang kerja dan karier yang ingin mereka
tekuni di masa depan.
“Fokus pada kemampuan literasi dan numerasi tidak kemudian mengecilkan
arti penting mata pelajaran karena justru membantu murid mempelajari bidang
ilmu lain terutama untuk berpikir dan mencerna informasi dalam bentuk tertulis
dan dalam bantuk angka atau secara kuantitatif,” jelas Mendikbud.
Bagian kedua dari Asesmen Nasional adalah survei karakter yang dirancang
untuk mengukur capaian peserta didik dari hasil belajar sosial-emosional berupa
pilar karakter untuk mencetak Profil Pelajar Pancasila. “Beriman dan bertakwa
kepada Tuhan YME serta berakhlak mulia, berkebhinekaan global, mandiri,
bergotong royong, bernalar kritis, dan kreatif,” tutur Mendikbud.
Bagian ketiga dari Asesmen Nasional adalah survei lingkungan belajar
untuk mengevaluasi dan memetakan aspek pendukung kualitas pembelajaran di
lingkungan sekolah.
Asesmen Nasional pada tahun 2022 dilakukan sebagai pemetaan dasar
(baseline) dari kualitas pendidikan yang nyata di lapangan, sehingga tidak ada
konsekuensi bagi sekolah dan murid. “Hasil Asesmen Nasional tidak ada
konsekuensinya buat sekolah, hanya pemetaan agar tahu kondisi sebenarnya,” kata
Mendikbud.
Kemendikbud juga akan membantu sekolah dan dinas pendidikan dengan cara
menyediakan laporan hasil asesmen yang menjelaskan profil kekuatan dan area
perbaikan tiap sekolah dan daerah.
“Sangat penting dipahami terutama oleh guru, kepala sekolah, murid, dan
orang tua bahwa Asesmen Nasional untuk tahun 2022 tidak memerlukan
persiapan-persiapan khusus maupun tambahan yang justru akan menjadi beban
psikologis tersendiri. Tidak usah cemas, tidak perlu bimbel khusus demi Asesmen
Nasional,” kata Mendikbud.
Senada dengan Mendikbud, anggota Badan Standar Nasional Pendididikan
(BSNP), periode 2019 – 2023, Doni Koesoema mengatakan Asesmen Nasional ini
menjadi salah satu alternatif transformasi pendidikan di tingkat sekolah untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran, pengajaran, dan lingkungan belajar di
satuan pendidikan.
Melalui asesmen yang lebih berfokus, diharapkan perbaikan kualitas, layanan
pendidikan bisa semakin efektif. Dengan demikian Kepala Dinas harus memastikan
pelaksanaan Asesmen Nasional di daerah dengan memperhatikan kesiapan sarana
prasarana dan keselamatan peserta didik.
Untuk itu, Pemerintah mengajak semua para pemangku kepentingan untuk
bersiap dalam mendukung pelaksanaan Asesmen Nasional mulai tahun 2022 sebagai
bagian dari upaya peningkatan kualitas pendidikan Indonesia.
![Spendaka Jaya iklan banner](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhvZ1JC2cHteQf2JqzstLAPX6tvtLtADMzLBjFRe3wjA-JxV6LogRx9igBxASgtjTORolQwiN7CjGg7whXjlXW5pvjHdc9bJa27uVELWh23FeqC-ZHUkWcH0HwXR8DZx6jYeI7KRdaBTSSVmxXQOIABxggUp2Jrhn_CuknA5lApA4JTGICJ0Vuhronv8f-3/s2500/BANNER%20WEB.jpg)
0 comments